STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
“ Penerapan Metode Problem
Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.
Tugas
Individu
Oleh:
MAGDALENA YULI P.
120210302096
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Allah YME sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah
“Penerapan Metode Problem Based
Learning dalam Pembelajaran Sejarah” yang merupakan salah
satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Dr.
Suranto, M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Menagajar yang
telah membimbing;
2.
Teman-teman
yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.
Semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Jember, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
3.1 Simpulan ……………………...………………………….……………………………12
3.2 Saran ……………………………………………….….………………………………12
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada proses pembelajaran di kelas hingga saat ini masih juga
ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar, bukan
sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya. Hal ini
dapat mematikan potensi peserta didik. Dan dalam keadaan tersebut peserta didik
hanya mendengarkan pidato guru di depan kelas, sehingga mudah sekali peserta
didik merasa bosan dengan materi yang diberikan. Akibatnya, peserta didik tidak
paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh guru.
Salah satu inovasi dalam
pembelajaran yaitu problem based learning, problem based learning ini merupakan
progam student center yang dimana siswa belajar tentang subjek dalam konteks
yang beraneka ragam, dan masalah yang benar-benar terjadi (nyata).. Pada model pembelajaran berbasis masalah berbeda dengan model
pembelajaran yang lainnya, dalam model pembelajaran ini, peranan guru adalah
menyodorkan berbagai masalah, memberikan pertanyaan, dan memfasilitasi
investigasi dan dialog. Tujuan
dari problem based learning ini sendiri adalah untuk menolong perkembangan
pengetahuan siswa secara fleksibel, efektif, dan terampil dalam memecahkan
masalah
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menetapkan
topik masalah yang akan dibahas, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan
topik masalah apa yang harus dibahas. Hal yang paling utama adalah guru
menyediakan perancah atau kerangka pendukung yang dapat meningkatkan kemampuan
penyelidikan dan intelegensi peserta didik dalam berpikir. Proses pembelajaran
diarahkan agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan
logis. Model pembelajaran ini dapat terjadi jika guru dapat menciptakan
lingkungan kelas yang terbuka dan jujur, karena kelas itu sendiri merupakan
tempat pertukaran ide-ide peserta didik dalam menanggapi berbagai masalah.
Dengan demkian makalah
penerapan Metode Problem Based Learning dibuat. Dengan adanya model
pembelajaran ini peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan
hanya perkembangan kognitif, tetapi peserta didik juga akan berkembang dalam
bidang affektif dan psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Definisi Metode Problem Based Learning?
2.
Mengapa
Metode Problem Based Learning tepat dalam Pembelajaran Sejarah?
3.
Bagaimana
Langkah – langkah Pembelajaran Sejarah dalam Metode Problem Based Learning?
4.
Apa
keuntungan dari penerapan Metode Problem Based Learning?
5.
Apa
kelemahan dari penerapan Metode Problem Based Learning ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Definisi Metode Problem Based Learning
2.
Untuk
mengetahui Alasan Metode Problem Based Learning tepat dalam Pembelajaran
Sejarah
3.
Untuk
mengetahui Langkah – langkah Pembelajaran Sejarah dalam Metode Problem Based
Learning
4.
Untuk
mengetahui Keuntungan dari penerapan Metode Problem Based Learning
5.
Untuk
mengetahui Kelemahan dari penerapan Metode Problem Based Learning
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah salahh satu mofdel pembelajaaraan
yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada
era globalisasi saat ini. PBL ini dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof.
Howard Barrow sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaraan ilmu medis di Mc Master
University Canada (Amir, 2009). Program inovatif PBL pertama kali diperkenalkan
oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun
1966. Yang menjadi ciri khas dari pelaksanaan PBL di mcmaster adalah filosofi
pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui
pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah.
Kemudian pada tahun 1976, Maastricht Faculty of Medicine di Belanda
menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang mengadopsi PBL.
Kekhasan pelaksanaan PBL di Maastrich terletak pada konsep tes kemajuan
(progress test) dan pengenalan keterampilan medik sejak awal dimulainya program
pendidikan. Dalam perkembangannya, PBL telah diadopsi baik secara keseluruhan
atau sebagian oleh banyak fakultas kedokteran di dunia. Model pembelajaran ini
menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran
kemudian diselesaikan melalui penyelidikan daan diterapkan dengan pendekatan
pemecahaan masalah.
Beberapa definisi Problem Based Learning menurut beberapa ahli :
1.
Menurut
Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menantang siswa untuk “belajar bagaiamana belajar” bekerja secara berkelompok
untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
2.
Menurut
Arends (Trianto, 2007) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga
diharapkan dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya.
3.
Menurut
Glazer (2001), mengemukakan problem Based Learning (PBL) merupakan suatu
strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks
dalam situasi yang nyata.
Dari
beberapa uraian diatas mengenai pengertian problem Based Learning (PBL) dapat
disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning (PBL)
adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya
dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengtahuan yang
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar
sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembealajaran
menggunakan pendekatam yang sistematik untuk memecahkan masalah atau tantangan
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Problem Based Learning
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran PBL yaitu
dimunculkan masalah pada awal pembelajaran. Menurut Arends (Trianto, 2007),
berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.
Pengajuan
Pertanyaa atau masalah
1.
Autentik,
yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar
pada prinsip – prinsip disiplin ilmu tertentu.
2.
Jelas,
yaitu masaalah ditrumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah
baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3.
Mudah
dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4.
Luas
dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencakup
seluruh materi pelajaran yanga akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan
sumber yang tesedia.
5.
Bermanfaat,
yaitu masalah tersebut brermanfaat bagi siswa sebagai pemecahan masalah dan
guru sebagai pembuat masalah.
b.
Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah
yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu
c.
Penyelidikan
autentik (nyata)
Dalam
penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan
meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperiment, mebuat kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
d.
Mengahasilkan
produk dan memamerkannya
Siswa
bertugas menyusun hasil belajar dalam bentuk karya dan memamerkan hasil
karyanya.
e.
Kolaboratif
Pada
model pembelajaraan ini , tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan
bersama-sama antar siswa.
Sehingga dapat dijelaskan mengenai karakteristik proses PBL dapat
disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam proses PBL yaitu adanya suatu
permasalahan, pembelajaran berpusat pada siswa, dan belajar dalam kelompok
kecil.
2.2.2 Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Departemen Pendidikan Nasional (2003) Pembelajaran berbasis
masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa
belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil
menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses
belajarnya, serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu. Dari
pengertian ini, dikatakan bahwa tujuan utama pembelajaran berbasis masalah
adalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi
siswa untuk terus belajar.
Muslimin Ibrahim (2000:7) Pembelajaran berdasarkan masalah
tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya
kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan
ketrampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang
mandiri. Dari pengertian ini kita dapat mngetahui bahwa pembelajaran berbasis
masalah ini difokuskan untuk perkembangan belajar siswa, bukan untuk membantu
guru mengumpulkan informasi yang nantinya akan diberikan kepada siswa saat
proses pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bertujuan untuk:
1. membantu siswa mengembangkan
ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah,
2. belajar peranan orang dewasa yang
otentik,
3. menjadi siswa yang mandiri,
4. untuk bergerak pada level pemahaman
yang lebih umum, membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru.
5. mengembangkan pemikiran kritis dan
keterampilan kreatif
6. meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah
7. meningkatkan motivasi belajar siswa
8. membantu siswa belajar untuk
mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
2.2 Alasan Metode Problem Based Learning tepat dalam Pembelajaran Sejarah
Alasan metode problem based learning ini cocok diterapkan
dalam pembelajaran sejarah adalah karena prinsip dasar dari metode ini adalah
memecahkan masalah yang timbul dari sebuah materi. Dalam pemebelajran sejarah,
banyak sekali materi yang mengandung masalah baik itu dari segi fakta
sejarahnya ataupun yang lainnya. Hal ini tentu sangat cocok utnuk menggunakan
metode problem based learning ini. selain untuk memberikan wawasan yang lebih
mengenai problem yang akan dipecahkan, siswa akan lebih memahami materi dan
mengambil makna dari masalah yang dipecahkannya tersebut.
Dalam PBL pembelajaran lebih mengutamakan proses belajar,
dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membatu siswa, mencapai
keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji
masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberian
fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dappat
terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan
kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
2.3 Langkah – langkah Pembelajaran Sejarah dalam Metode Problem Based Learning
Pelaksanaan
model Problem Based Learning (PBL) terdiri dari 5 tahap Proses, yaitu;
1.
Tahap
pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini
guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang diperlukan,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah dan
mengajukan masalah.
2.
Tahap
kedua, mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta
didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisiskan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
3.
Tahap
ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4.
Tahap
keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu
peserta didik dalam merencanakan dan menyipakan laporan, dokumentasi, atau
model, dan membantu mereka berbagai tugas dengan sesame temanya
5.
Tahap
kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah; pada
tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
2.4 Keuntungan dari penerapan Metode Problem Based Learning
Pada metode Problem Based Learning memiliki beberapa suatu
kelebihan dalam pembelajaranya, diantaranya:
1.
Menantang
kemampuan siswa serta meberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
2.
Meningkatkan
motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3.
Membantu
siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk mememahami masalah dunia nyata.
4.
Membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
5.
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6.
Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata.
7.
Mengembangkan
minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8.
Memudahkan
siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah
dunia nyata.
2.5 Kelemahan dari penerapan Metode Problem Based Learning
Adapun kelemahan dalam penerapan metode Problem Based
Learning.antara lain:
1.
Kurang
terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi
secara satu arah.
2.
Manakala
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.
3.
Untuk
sebagian siswa beranggapan bawa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dialajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari
4.
Kurangnya
waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang
diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban
kurikulum.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Pembelajaran
Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem-based Learning adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah,
tetapi untuk menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk
dapat menyelesaikannya. Problem Based Learning (PBL) adalah pengembangan
kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah
yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan pendekatam yang
sistematik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam PBL pembelajaran lebih mengutamakan proses belajar,
dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membatu siswa, mencapai
keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji
masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberian
fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat
terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan
kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan.
3.2 Saran
Diharapkan
dengan adanya pembelajaran dapat memebantu siswa dalam memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. selain untuk memberikan
wawasan yang lebih mengenai problem yang akan dipecahkan, siswa akan lebih
memahami materi dan mengambil makna dari masalah yang dipecahkannya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amir,
Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. PrenadaMedia
Grup: Jakarta
Anonim. 2012. Pembelajaran Berbasis Masalah. [Serial online]
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/modelpembelajaranberbasismasalah.html#ixzz3JUwcjjtw [diakes pada tanggal 11 Nopember
2014]
Anonim. 2010. [Serial online]
http://idrisharta.blogspot.com/2010/04/problem-based-learning-pbl.html [diakses pada tanggal 11 Nopember
2014]
Anonim. 2010. [Serial Online]
http://media154.wordpress.com/artikel-internet-desain-dan-web-2/pbl-problem-basic-learning/ [diakses pada tanggal 11 Nopember 2014]
Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar