Senin, 15 Desember 2014

Kapitalismee Indomesia


SEJARAH INTELEKTUAL
“ KAPITALISME ”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd..

Tugas Individu

Oleh:
MAGDALENA YULI P.
120210302096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
 2014

ABSTRAK
Menurut Dudley Dillard kapitalisme adalah hubungan-hubungan di antara pemilik  pribadi atas alat-alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi industry dan sebagainya, yang secara keseluruhan disebut modal atau capital) dengan para pekerja yang biar pun bebbas namun tak punya modal yang menjual jasa tenaga kerjanya kepada para majikan.
System kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut bidang produkasibaik itu alam dan tenaga kerja dikendalikan oleh pemilik dan diarahkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan terhadap kaum feodal salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya “The Protestan Etic of Spirrit Capitalism” mengungkapkan bahwa kemunculan kapitalisme erat sekali dengan semangat religious terutama kaum protestan. Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat perbuaatan dan karya yang lebih bain  manusia dapat menyelamatkan diri dari kutukan abadi. Tokoh yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan motonya yang sangat terkenal: “Time is Money’, bahwa manusia hidup untuk bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Sistem kapitalisme merupakan sistem sosial yang lahir dari relasi hubungan produksi dan tenaga produktif. Runtuhnya sistem feodalisme merupakan titik mula dari kelahiran sistem ini. Jika dirunut dari sejarah perkembangan sistem sosial manusia, kapitalisme merupakan tahapan keempat nsetelah sistem feodalisme. Pendapat demikian sebagaimana Karl Marx katakan dalam teori materialisme historis. Menurut Karl Marx, perkembangan sistem sosial masyarakat di awali sistem komunal primitif, perbudakan (slavery), feodalisme, kapitalisme, sosialisme dan komunisme. Perkembangan sistem sosial masyarakat di atas, disebabkan oleh perkembangan tenaga-tenaga produktif atau faktor ekonomi.





A.    KONSEP DASAR KAPITALISME
Kapitalisme secara etimologi (asal katanya) berasal dari bahasa latin Caput yang artinya kepala, kehidupan, dan kesejahteraan. Sedangkan kata Isme berarti paham atau ajaran. Makna modal dalam kapital kemudian diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Lalu kemudian makna kata Capital berkembang menjadi keuntungan dari setiap transaksi. Interpretasi awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu ideologi yang mengagung-agungkan kapital milik perseorangan atau sekelompok kecil, dimana kepemilikan modal ini adalah di atas segala-galanya.
Kapitalisme merupakan system ekonomi politik yang di dasarkan pada hak milik pribadi dimana dalam kapitalisme terdapat tujuan untuk kepentingan pribadi tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum. Dan lebih mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaannya. Namun dengan adanya system capital ini menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk bekerja, melatih untuk lebih kreatif dalam menjalankan usahanya.

·         Teori-teori Kapitalisme
Secara ekonomis maka perkembangan tidak akan pernah akan bisa lepas Dari sangmaestro, Bapak kapitalisme yaitu Adam Smith dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari kapitalisme :
1.      Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas – batas tertentu.
2.      Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi.
3.      Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin.
4.      Kebebasan melakukan kompetisi.
5.      Mengakui hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.

·         Sifat dan Watak Dasar Kapitalisme
Ada tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme, tiga hal tersebut yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya kapitalisme sampai praktek kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah:
1.      Eksploitasi
Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis- habisan terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia, seperti yang terjadi pada jaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama. Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar- besaran terhadap kekayaan alam kita dan terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan pribadi.
2.      Akumulasi
Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang mendasari kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2 juta dan seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.
3.      Ekspansi
Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang diperluas pada usaha perkapalan, pergudangan, barang- barang mentah dan selanjutnya barang- barang jadi. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik – pabrik besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan jalan globalisasi.

·         Prinsip-prinsip Kapitalisme
1.      Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang terang-terangan dilarang Negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
2.      Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan meliharanya serta tidak ada yang menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan Negara dlam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yang sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
3.      Perfect competition.
4.      Price system sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan bersandar pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.

·         Bentuk Kapitalisme
1.      Kapitalisme perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya system feodal. Dalam Bentuk-bentuk system ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan kemudian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
2.      Kapitalisme industry. Lahir karena ditopang oleh kemajuan industry dengan penemuan mesin tenun tahun 1733 dan mesin uap oleh James Watt tahun 1765. Semua itu telah membangkitkan revolusi industry di Ingris dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industry ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh, yakni antara manusia dan mesin.
3.      System Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran internasional. System ini member kesempatan untuk memonopoli pasar dan pemasaran seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
4.      System Trust yaitu sebuah system yang membentuk satu perusahaan dari berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.
Pemikiran dan keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalism yang merupakan dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut:
1.           Kehidupan ekonomi yang tunduk kepada system natur yang bukan buatan manusia. Dengan sifat seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara simultan.
2.           Tidak ada campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan membela Negara.
3.           Kebebasan ekonomi bagi tiap individu dimana ia mempunyai hak untuk menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur dengan semboyan “biarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.”
4.           Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah membawa kekacauan keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yang kemudian melanda dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan rohani.
5.           Rendahnya upah dan tunmtutan yang tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja. Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka runtuh.

B.     AWAL PERKEMBANGAN KAPITALISME
Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari gerakan individualisme. Gerakan itu juga membawa dampak lain. Dalam bidang keagamaan melahirkan reformasi, dibidang penalaran melahirkan pengetahuan alam, dibidang masyarakat melahirkan ilmu-ilmu sosial, dalam bidang ekonomi melahirkan kapitalisme. Oleh karena itu peradaban kapitalisme (legitimete) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe tertentu dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris abad 18 kemudian meyebar luas ke eropa barat laut sampai Amerika utara.
Dengan runtuhnya feodalisme, munculah kapitalisme, Maurice Dobbs dalam studie in the development of capitalism (1963) mengatakan perkembangan kapitalisme berkaitan dengan ekpansi aktivitas ekonomi dan kekuatan sosial yang dimiliki pedagang urban. Sepanjang abad XV dan XVI kapital dagang (merchant capital) lebih teratur dari pada kapital industri (industrial capital). Aktivitas ekonomi didominasi perusahaan-perusahaan niaga. Mereka memperoleh kekuatan yang terus meningkat diberbagai kota. Dobbs meyebutkan itu sebagai peyebab suburnya oligarki tuan tanah dan aristokrasi.
Kapitalisme mulai mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya feodalisme. Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber daari filsafat Romawi kuno. Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan meluaskan pengaruh serta kekuasaan. Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme bourgeoisme sampai pada kapitalisme. Selama prose situ berlangsung telah bekembang berbagai pemikirran dan ideology yang melanda dalam arus yang mengarah pada pengukuhan hak milik pribadi dan seruan kebebasan. Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi kebebasan politik telah berubah menjadi kebebasan moral dan sosial, kemudian berubah menjadi permisifisme. Setelah Eropa memasuki zaman Renaiscance yaitu zaman dimana pencerahan mulai muncul setelah zaman feudal kapitalisme muncul bersamaan dengan munculnya ideology baru yaitu munculnya liberalisme.
Bapak kapitalisme yaitu Adam Smith mengemukakan lima teroti dasar dari kapitalisme yaitu:
1.     Pengakuan hak milik pribadi tanpa batas-batas tertantu.
2.     Pengakuan hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi.
3.     Pengakuan adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal mungkin.
4.    Kebebasan melakukan kompetisi
5.    Mengakui hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan perekonomiaan, kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yang tercermin kepada kebebasan individu yang memberikan seseorang kebebasan memilih pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya yng dapat mewujudkan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan berdagang dimana produktivitas peredaran produksi dan distribbusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas. Kaum kapitalisme memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan keserasian antara dirrinya dan masyarakat. Sebsb kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.

·         FASE-FASE KAPITALISME
1.      Kapitalisme Awal (1500 – 1750)
Pada akhir abad pertengahan (abad 16 – 18), industry di Inggris sedang terkonsentrasi pada industry sandang. Industry sandang di Inggris menjadi industry sandang terbesar di Eropa. Meskipun banyak masalah yang dihadapi akan tetapi industry sandang di Ingris menjadi industry yang sangat pesat. Industry sandang inilah yang menjadi pelopor lahirnya kapitalisme di Eropa sebagai suatu system sosial dan ekonomi. Kemudian industry ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-bahan mentah, barang-barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain.
Dari beberapa kejadian dan juga factor lingkungan historis mempengaruhi pembentukan modal di Eropa Barat pada awal terbentuknya kapitalisme antara lain:
a.    Dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat
b.   Pengaruh logam-logam mulia dari dunia baru terhadap perkembangan relative pendapatan atas upah, laba dan sewa.
c.    Peranan Negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam bentuk benda modal aneka guna.
Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad pertengahan menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan ideology kapitalis (Dudley Dillar, 1997;17).
Russel mengemukakan adanya tiga factor yang menghambat kapitalisme di pedesaan dan di berbagai wilayah lain, kendala itu adalah:
a.  Tanah yang ada hanya digunakan untuk becocok tanam sehingga hasil produksinya sangat terbatas. Russel mengusulkan untuk mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan (profitable). Dalam pengertian lalin tanah bisa diperjual belikan seperti barang lainnya.
b.  Para petani atau buruh tani yang masih terikat pada system ekonomi subsistensi. Komentar Russel untuk hal ini adalah mereka siap untuk dipekerjaan dengan upah tertentu.
c.   Hasil produksi yang diperoleh petani saat tiu hanya sekedar digunakan untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Menurut Russel produksi hasil petani harus ditawarka ke pasar dan siap dikonsumsi oleh public.
2.      Kapitalisme Klasik
Pada fase ini ditandai dengan adanya revolusi industry di Inggris. Di inggris mulai banyak diciptakan mesin-mesin besar yang sangat berguna untuk menunjang industry. Revolusi industry dapat didefinisikan sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagang atas modal industry ke dominasi modal industry atas modal perdagangan (Dudley Diller 1987:22).
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi perubahan tekhnologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan penemuan baru yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat miskin. Difase inilah mulai dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam Smith bersama dengan bukunya yang sangat trkenal yaitu “wealth of nation (1776). Buku ini mencerminkan ideology kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez faire” dengan invisible hand-nya (mekanisme pasar). Kebijaksanaan laissez faire mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja seimbang, dan bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi barupun tentang masyarakat yang dapat menandingi peradaban kapitalisme.
Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo dan John Stuart Mills yang sring dikenal sebagai tokoh ekonomi neo klasik. Pada fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.
3.      Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah terjadinya Perang Dunia. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum, yaitu :
a.       Pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika.
b.      Bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebagai akses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan.
c.       Ravolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluh lantahkan institusi fundamentak kapitalisme yang berupa kepemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemampuan agama. Dari sama muncul ideology tandingan yaitU komunisme.

C.     PERKEMBANGAN KAPITALISME DI INDONESIA
“Konsepsi materialis tentang sejarah dimulai dari proposisi bahwa produksi kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung kehidupan manusia dan, di samping produksi, pertukaran barang-barang yang diproduksi, merupakan dasar dari semua struktur masyarakat; bahwa dalam setiap masyarakat yang telah muncul dalam sejarah, cara kekayaan didistribusi dan cara masyarakat dibagi ke dalam kelas-kelas atau tatanan-tatanan bergantung pada apa yang diproduksi, bagaimana itu diproduksi, dan bagaimana produk-produk itu dipertukarkan. Dari sudut pandang ini, sebab-sebab akhir dari semua perubahan sosial dan revolusi-revolusi politis mesti dicari, tidak dalam benak-benak manusia, tidak dalam wawasan manusia yang lebih baik akan kebenaran dan keadilan abadi, tetapi di dalam perubahan-perubahan dalam cara-cara produksi dan pertukaran. Itu semua mesti dicari, tidak dalam filsafat tetapi di dalam perekonomian satu epos tertentu.” (Engels, Anti-Duhring).
Sejarah Indonesia dan perubahan-perubahan sosial di dalamnya tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa melihat ke dalam perubahan-perubahan ekonomi yang telah dilaluinya di setiap tahapan. Sejarah Indonesia adalah satu sejarah yang terhubungkan secara dekat dengan perkembangan kapitalisme semenjak kelahirannya di abad ke-16. Oleh karena itu, untuk memahami kapitalisme di Indonesia sekarang ini, kita harus kembali sejauh jaman kolonial Belanda. Secara umum, kita dapat membagi tahapan sejarah Indonesia seperti berikut: koloni Belanda (1600-1945), perjuangan kemerdekaan (1945-1949), Orde Lama (1949-1965), Orde Baru (1965-1998), dan Reformasi 1998 dan sesudahnya (1998-sekarang).
Dalam buku “Kapitalisme Indonesia” yang ditulis oleh Tan Malaka (2008)  disebutkan bahwa dampak kapitalisme di Indonesia membuahkan imperialisasi modern yang berasal dari perkembangan perusahaan-perusahaan di Eropa dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan bentuk imperialisme dahulu yang hanya berfokus pada sistem membekali hidup dan kesejahteraan rakyat, kini menjelma menjadi momok menakutkan melalui instrument imperialism modern. Mereka berargumen bahwa Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi dengan menghasilkan empat macam “kesaktian”. Pertama, Indonesia tetap menjadi pengambilan bekal hidup. Kedua, Indonesia menjadi negeri pengambilan bekal-bekal pabrik di Eropa. Ketiga, Indonesia menjadi negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam-macam industri asing. Keempat, Indonesia menjadi lapangan usaha bagi modal uang jutaan rupiah bahkan milyaran jumlanhnya (Tan Malaka, 2008: 63). Dengan keadaan tersebut, kaum imperialis modern berada pada titik kesejahteraan tertinggi dengan meninggalkan kaum yang terbelakang jauh dari kenikmatan hidup mereka.
Sejenak tulisan pembuka tesebut memunculkan pernyataan mendasar mengenai apa sebenarnya kapitalisme tersebut dan apa hubungan antara kapitalisme dan imperialisme di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tadi, penulis akan memaparkan beberapa ide-ide dan gagasan. Kapitalisme merupakan suatu paham yang memiliki asumsi bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya yang berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Kapitalisme mulai muncul ke permukaan disebabkan oleh semakin berkembangnya teknik industri dalam pemenuhan kebutuhan pasar. Pada awalnya kapitalisme hanya berpusat di Pulau Jawa dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera saja karena di sanalah terlihat bibit-bitit industialisasi seperti emas, timah, dan hasil tanam lainnya seperti pertanian dan perkebunan. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketidakmerataan atas hasil produksi di kota dan di desa. Penduduk kota seakan-akan menikmati hasil industrinya, sedangkan penduduk desa hanya memproduksi hasil pertanian. Gambaran ini menyimpulkan bahwa kontrasnya jarak yang memisahkan kota dan desa yang disebabkan oleh persebaran industri yang tidak merata tersebut. Adanya campur tangan asing yang mendesak sistem produksi Indonesia merupakan salah satu penyebab kemajuan ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya. Kota-kota tidak dianggap sebagai konsentrasi dari teknik, industri, dan penduduk. Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa maupun perdagangan luar negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra (Malaka 2008:49).
Perkembangan kapitalisme lantas tidak hanya terjadi pada awal mula kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, kapitalisme tidak lenyap, bahkan muncul bentuk kapitalisme dan imperialisme baru yang sangat terlihat terutama pada era Orde Baru, dimana Presiden Soeharto melonggarkan kesempatan modal asing untuk ditanamkan di Indonesia. Fokus rezim Soeharto pada era Orde Baru adalah perbaikan dan pengembangan ekonomi melalui struktur administratif yang didominasi militer. Kebijakan perbaikan ekonomi memang berjalan mulus, namun hal ini juga menyebabkan Soeharto memiliki pemikiran authoritarianisme yang terlihat sebagai penghinaan negara dari keinginan yang tertanam kuat dan sebuah inkubator untuk kapitalisme rasional modern.  Era orde baru adalah era ketika kapitalisme benar-benar berkembang di Indonesia (Robinson, 2004: 48). Adanya penanaman modal asing, munculnya perusahaan-perusahaan asing serta aliansi dan lobi dengan berbagai lembaga internasional seperti IMF, World Bank, dan lain-lain untuk mendapatkan hutang dari luar negeri. Pada akhirnya setelah reformasi 1998, Indonesia terlilit hutang yang besar karena kebijakan rezim Soeharto tersebut.

D.    PERNYATAAN TERHADAP KAPITALISME
Kebaikan system kapitalis bagi Indonesia adalah memungkinkan Indonesia untuk mendapatkan suntikan dana investasi dari Negara kapitalis. Investasi ini sangat menguntungkan karena kita secara financial tidak dirugikan oleh investasi para kapitalis ini, jadi mereka memberikan uang (investasi) untuk dikelola oleh kita. Kalo ternyata kita bisa menggunakan uang tersebut dengan baik dan memperoleh laba, kita bagi-bagi uang labanya dengan si kapitalis tersebut (bagi hasil).
Kalau ternyata kita merugi, artinya uang investasi habis tapi tidak mendapatkan laba, maka si kapitalis akan menarik uangnya yang tersisa. Jadi sebenernya dengan adanya kapitalis itu menanamkan investasi di Indonesia, kita punya kesempatan gratis untuk membangun bisnis tanpa resiko. Hanya saja biasanya kalau perusahaan bangkrut dan investasi ditarik lagi, maka para pegawai perusahaan itu akan di PHK dan inilah yang biasanya di ekspos, seolah-olah ada orang Indonesia yang menderita karena system ekonomi yang kapitalis. Dampak positif yang dapat diambil:
1.      Mendorong aktifitas ekonomi secara signifikan.
2.      Persaingan bebas akan mewujudkan produksi dan harga ke tingkat wajar dan rasional.
3.      Mendorong motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. [Serial Online]
Ebenstein Wiliam. 2006. ISME-ISME Yang mengguncang Dunia. Yogyakarta: Narasi.
Malaka, Tan. 2008. "Kapitalisme Indonesia"' dalam Aksi Massa, Yogyakarta: Narasi, pp 45-54.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar