SEJARAH INTELEKTUAL
“ KAPITALISME ”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah
Intelektual
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd..
Tugas Individu
Oleh:
MAGDALENA YULI P.
120210302096
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
ABSTRAK
Menurut Dudley
Dillard kapitalisme adalah hubungan-hubungan di antara pemilik pribadi
atas alat-alat produksi yang bersifat nonpribadi (tanah, tambang, instalasi
industry dan sebagainya, yang secara keseluruhan disebut modal atau capital)
dengan para pekerja yang biar pun bebbas namun tak punya modal yang menjual
jasa tenaga kerjanya kepada para majikan.
System
kapitalisme sepenuhnya memihak dan menguntungkan pihak-pihak pribadi kaum
bisnis swasta. Seluruh keputusan yang menyangkut bidang produkasibaik itu alam
dan tenaga kerja dikendalikan oleh pemilik dan diarahkan untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya. Secara sosiologis paham kapitalisme berawal dari perjuangan
terhadap kaum feodal salah satu tokoh yang terkenal Max Weber dalam karyanya “The
Protestan Etic of Spirrit Capitalism” mengungkapkan bahwa kemunculan
kapitalisme erat sekali dengan semangat religious terutama kaum protestan.
Pendapat Weber ini didukung Marthin Luther King yang mengatakan bahwa lewat
perbuaatan dan karya yang lebih bain manusia dapat menyelamatkan diri
dari kutukan abadi. Tokoh yang mendukung adalah Benjamin Franklin dengan
motonya yang sangat terkenal: “Time is Money’, bahwa manusia hidup untuk
bekerja keras dan memupuk kekayaan.
Sistem
kapitalisme merupakan sistem sosial yang lahir dari relasi hubungan produksi
dan tenaga produktif. Runtuhnya sistem feodalisme merupakan titik mula dari
kelahiran sistem ini. Jika dirunut dari sejarah perkembangan sistem sosial
manusia, kapitalisme merupakan tahapan keempat nsetelah sistem feodalisme.
Pendapat demikian sebagaimana Karl Marx katakan dalam teori materialisme
historis. Menurut Karl Marx, perkembangan sistem sosial masyarakat di awali
sistem komunal primitif, perbudakan (slavery), feodalisme, kapitalisme,
sosialisme dan komunisme. Perkembangan sistem sosial masyarakat di atas,
disebabkan oleh perkembangan tenaga-tenaga produktif atau faktor ekonomi.
A.
KONSEP
DASAR KAPITALISME
Kapitalisme secara etimologi (asal katanya)
berasal dari bahasa latin Caput yang artinya kepala, kehidupan, dan
kesejahteraan. Sedangkan kata Isme berarti paham atau ajaran. Makna modal dalam
kapital kemudian diinterpretasikan sebagai titik kesejahteraan. Lalu kemudian
makna kata Capital berkembang menjadi keuntungan dari setiap transaksi.
Interpretasi awal dari kapitalisme adalah proses pengusahaan kesejahteraan
untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kapitalisme dapat dipahami sebagai suatu
ideologi yang mengagung-agungkan kapital milik perseorangan atau sekelompok
kecil, dimana kepemilikan modal ini adalah di atas segala-galanya.
Kapitalisme
merupakan system ekonomi politik yang di dasarkan pada hak milik pribadi dimana
dalam kapitalisme terdapat tujuan untuk kepentingan pribadi tanpa menghargai
kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum. Dan lebih mengarahkan
kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaannya. Namun dengan
adanya system capital ini menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk
bekerja, melatih untuk lebih kreatif dalam menjalankan usahanya.
·
Teori-teori
Kapitalisme
Secara
ekonomis maka perkembangan tidak akan pernah akan bisa lepas Dari sangmaestro,
Bapak kapitalisme yaitu Adam Smith dimana ia mengemukakan 5 teori dasar dari
kapitalisme :
1.
Pengakuan
hak milik pribadi tanpa batas – batas tertentu.
2.
Pengakuan
hak pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial
ekonomi.
3.
Pengakuan
adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal
mungkin.
4.
Kebebasan
melakukan kompetisi.
5.
Mengakui
hokum ekonomi pasar bebas/mekanisme pasar.
·
Sifat
dan Watak Dasar Kapitalisme
Ada
tiga hal yang menjadi pola sifat dan watak dasar kapitalisme, tiga hal tersebut
yang melandasi adanya penindasan yang terjadi dari sejak munculnya kapitalisme
sampai praktek kapitalisme yang terjadi detik ini. Tiga hal tersebut adalah:
1.
Eksploitasi
Ini berarti pengerukan secara besar-besaran dan habis- habisan
terhadap sumber daya alam maupun sumber daya manusia, seperti yang terjadi pada
jaman penjajahan, bahkan sampai sekarang meskipun dalam bentuk yang tidak sama.
Kaum kapitalis akan terus melakukan perampokan besar- besaran terhadap kekayaan
alam kita dan terus mengeksploitasi para buruh demi kepentingan dan keuntungan
pribadi.
2.
Akumulasi
Secara harfiah akumulasi berarti penumpukan, sifat inilah yang
mendasari kenapa capitalist tidak pernah puas dengan dengan apa yang telah
diraih. Misalnya, kalau pertama modal yang dipunyai adalah Rp.1 juta maka si
kapitalis akan berusaha agar bisa melipat gandakan kekayaannya menjadi Rp.2
juta dan seterusnya. Sehingga kaum kapitalis selalu menggunakan segala cara
agar kekayaan mereka berkembang dan bertambah.
3.
Ekspansi
Ini berarti pelebaran sayap atau perluasan wilayah pasar, seperti
yang pada kapitalisme fase awal. Yaitu dari perdagangan sandang diperluas pada
usaha perkapalan, pergudangan, barang- barang mentah dan selanjutnya barang-
barang jadi. Dan yang terjadi sekarang adalah kaum kolonialis melakukan
ekspansi ke seluruh penjuru dunia melalui modal dan pendirian pabrik – pabrik
besar yang nota bene adalah pabrik lisensi. Yang semakin dimuluskan dengan
jalan globalisasi.
·
Prinsip-prinsip
Kapitalisme
1.
Mencari
keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang terang-terangan
dilarang Negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
2.
Mendewakan
hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang
mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan
meliharanya serta tidak ada yang menjahatinya. Karena itu dibuatlah
peraturan-peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan melancarkan usaha dan
tidak ada campur tangan Negara dlam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas
yang sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan.
3.
Perfect
competition.
4.
Price
system sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan bersandar pada peraturan
harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas dan penjualannya.
·
Bentuk
Kapitalisme
1.
Kapitalisme
perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya system feodal. Dalam
Bentuk-bentuk system ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari
satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan kemudian ia
berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
2.
Kapitalisme
industry. Lahir karena ditopang oleh kemajuan industry dengan penemuan mesin
tenun tahun 1733 dan mesin uap oleh James Watt tahun 1765. Semua itu telah
membangkitkan revolusi industry di Ingris dan Eropa menjelang abad ke-19.
Kapitalisme industry ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh,
yakni antara manusia dan mesin.
3.
System
Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran
internasional. System ini member kesempatan untuk memonopoli pasar dan
pemasaran seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
4.
System
Trust yaitu sebuah system yang membentuk satu perusahaan dari berbagai
perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu berproduksi dan
lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.
Pemikiran
dan keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalism yang merupakan dasar
kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Kehidupan
ekonomi yang tunduk kepada system natur yang bukan buatan manusia. Dengan sifat
seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup dan kemajuan secara
simultan.
2.
Tidak
ada campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi tugasnya hanya
untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga keamanan dan
membela Negara.
3.
Kebebasan
ekonomi bagi tiap individu dimana ia mempunyai hak untuk menekuni dan memilih
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang kebebasan seperti ini
diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur dengan semboyan “biarkan ia
bekerja dan biarkan ia berlalu.”
4.
Kepercayaan
kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah membawa kekacauan
keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di Barat yang kemudian melanda
dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran dan kekosongan rohani.
5.
Rendahnya
upah dan tunmtutan yang tinggi mendorong tiap anggota keluarga bekerja.
Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di kalangan mereka
runtuh.
B.
AWAL
PERKEMBANGAN KAPITALISME
Secara historis
perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari gerakan individualisme. Gerakan
itu juga membawa dampak lain. Dalam bidang keagamaan melahirkan reformasi,
dibidang penalaran melahirkan pengetahuan alam, dibidang masyarakat melahirkan
ilmu-ilmu sosial, dalam bidang ekonomi melahirkan kapitalisme. Oleh karena itu
peradaban kapitalisme (legitimete) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian
bahwa kapitalisme adalah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe
tertentu dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris abad 18 kemudian
meyebar luas ke eropa barat laut sampai Amerika utara.
Dengan
runtuhnya feodalisme, munculah kapitalisme, Maurice Dobbs dalam studie in the
development of capitalism (1963) mengatakan perkembangan kapitalisme berkaitan
dengan ekpansi aktivitas ekonomi dan kekuatan sosial yang dimiliki pedagang
urban. Sepanjang abad XV dan XVI kapital dagang (merchant capital) lebih
teratur dari pada kapital industri (industrial capital). Aktivitas ekonomi
didominasi perusahaan-perusahaan niaga. Mereka memperoleh kekuatan yang terus
meningkat diberbagai kota. Dobbs meyebutkan itu sebagai peyebab suburnya
oligarki tuan tanah dan aristokrasi.
Kapitalisme
mulai mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya
feodalisme. Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber daari filsafat Romawi
kuno. Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan meluaskan
pengaruh serta kekuasaan. Kapitalisme berkembang secara bertahap dari
feodalisme bourgeoisme sampai pada kapitalisme. Selama prose situ
berlangsung telah bekembang berbagai pemikirran dan ideology yang melanda dalam
arus yang mengarah pada pengukuhan hak milik pribadi dan seruan kebebasan.
Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi kebebasan politik telah
berubah menjadi kebebasan moral dan sosial, kemudian berubah menjadi permisifisme.
Setelah Eropa memasuki zaman Renaiscance yaitu zaman dimana pencerahan mulai
muncul setelah zaman feudal kapitalisme muncul bersamaan dengan munculnya
ideology baru yaitu munculnya liberalisme.
Bapak
kapitalisme yaitu Adam Smith mengemukakan lima teroti dasar dari kapitalisme
yaitu:
1. Pengakuan hak
milik pribadi tanpa batas-batas tertantu.
2. Pengakuan hak
pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial
ekonomi.
3. Pengakuan
adanya motivasi ekonomi dalam bentuk semangat meraih keuntungan semaksimal
mungkin.
4. Kebebasan melakukan
kompetisi
5. Mengakui hukum
ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.
Pendapat Adam
Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan peningkatan
perekonomiaan, kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan ekonomi yang tercermin
kepada kebebasan individu yang memberikan seseorang kebebasan memilih
pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya yng dapat mewujudkan penghasilan yang
dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan berdagang dimana produktivitas
peredaran produksi dan distribbusinya berlangsung dalam iklim persaingan bebas.
Kaum kapitalisme memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk
menciptakan keserasian antara dirrinya dan masyarakat. Sebsb kebebasan itu
adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak
manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
·
FASE-FASE KAPITALISME
1.
Kapitalisme Awal (1500 – 1750)
Pada akhir abad pertengahan (abad 16 – 18),
industry di Inggris sedang terkonsentrasi pada industry sandang. Industry
sandang di Inggris menjadi industry sandang terbesar di Eropa. Meskipun banyak
masalah yang dihadapi akan tetapi industry sandang di Ingris menjadi industry
yang sangat pesat. Industry sandang inilah yang menjadi pelopor lahirnya
kapitalisme di Eropa sebagai suatu system sosial dan ekonomi. Kemudian industry
ini berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-bahan mentah,
barang-barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain.
Dari beberapa kejadian dan juga factor
lingkungan historis mempengaruhi pembentukan modal di Eropa Barat pada awal
terbentuknya kapitalisme antara lain:
a. Dukungan agama bagi kerja
keras dan sikap hemat
b. Pengaruh logam-logam mulia dari
dunia baru terhadap perkembangan relative pendapatan atas upah, laba dan sewa.
c. Peranan Negara dalam
membantu dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam bentuk benda
modal aneka guna.
Etika ekonomi yang diajarkan katolisme abad
pertengahan menciptakan banyak hambatan bagi perkembangan kapitalis dan
ideology kapitalis (Dudley Dillar, 1997;17).
Russel mengemukakan adanya tiga factor yang
menghambat kapitalisme di pedesaan dan di berbagai wilayah lain, kendala itu
adalah:
a. Tanah yang ada hanya digunakan
untuk becocok tanam sehingga hasil produksinya sangat terbatas. Russel
mengusulkan untuk mengubah tanah menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan (profitable).
Dalam pengertian lalin tanah bisa diperjual belikan seperti barang lainnya.
b. Para petani atau buruh tani yang
masih terikat pada system ekonomi subsistensi. Komentar Russel untuk hal ini
adalah mereka siap untuk dipekerjaan dengan upah tertentu.
c. Hasil produksi yang
diperoleh petani saat tiu hanya sekedar digunakan untuk mencukupi kebutuhan
pribadi. Menurut Russel produksi hasil petani harus ditawarka ke pasar dan siap
dikonsumsi oleh public.
2.
Kapitalisme Klasik
Pada fase ini ditandai dengan adanya revolusi
industry di Inggris. Di inggris mulai banyak diciptakan mesin-mesin besar yang
sangat berguna untuk menunjang industry. Revolusi industry dapat didefinisikan
sebagai periode peralihan dari dominasi modal perdagang atas modal industry ke
dominasi modal industry atas modal perdagangan (Dudley Diller 1987:22).
Kapitalisme mulai menjadi penggerak kuat bagi
perubahan tekhnologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan penemuan
baru yang tak mungkin dilakukan oleh masyarakat miskin. Difase inilah mulai
dikenal tokoh yang disebut “bapak kapitalisme” yaitu Adam Smith. Adam Smith
bersama dengan bukunya yang sangat trkenal yaitu “wealth of nation (1776).
Buku ini mencerminkan ideology kapitalisme klasik. Salah satu poin ajarannya “laissez
faire” dengan invisible hand-nya (mekanisme pasar). Kebijaksanaan laissez
faire mencakup pula perdagangan bebas, keuangan yang kuat, anggaran belanja
seimbang, dan bantuan kemiskinan minimum. Tak ada satu konsepsi barupun tentang
masyarakat yang dapat menandingi peradaban kapitalisme.
Beberapa tokoh seangkatan seperti David Ricardo
dan John Stuart Mills yang sring dikenal sebagai tokoh ekonomi neo klasik. Pada
fase inilah kapitalisme sering mendapat hujatan pedas dari kelompok Marx.
3.
Kapitalisme Lanjut
Peristiwa besar yang menandai fase ini adalah
terjadinya Perang Dunia. Kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini
ditandai paling tidak oleh tiga momentum, yaitu :
a.
Pergeseran dominasi modal dari Eropa ke
Amerika.
b.
Bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika sebagai akses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan
kesadaran itu dengan perlawanan.
c.
Ravolusi Bolshevik Rusia yang berhasrat meluluh
lantahkan institusi fundamentak kapitalisme yang berupa kepemilikan secara
individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk
pemerintahan dan kemampuan agama. Dari sama muncul ideology tandingan yaitU
komunisme.
C.
PERKEMBANGAN
KAPITALISME DI INDONESIA
“Konsepsi
materialis tentang sejarah dimulai dari proposisi bahwa produksi
kebutuhan-kebutuhan untuk mendukung kehidupan manusia dan, di samping produksi,
pertukaran barang-barang yang diproduksi, merupakan dasar dari semua struktur
masyarakat; bahwa dalam setiap masyarakat yang telah muncul dalam sejarah, cara
kekayaan didistribusi dan cara masyarakat dibagi ke dalam kelas-kelas atau
tatanan-tatanan bergantung pada apa yang diproduksi, bagaimana itu diproduksi,
dan bagaimana produk-produk itu dipertukarkan. Dari sudut pandang ini,
sebab-sebab akhir dari semua perubahan sosial dan revolusi-revolusi politis
mesti dicari, tidak dalam benak-benak manusia, tidak dalam wawasan manusia yang
lebih baik akan kebenaran dan keadilan abadi, tetapi di dalam perubahan-perubahan
dalam cara-cara produksi dan pertukaran. Itu semua mesti dicari, tidak dalam filsafat
tetapi di dalam perekonomian satu epos tertentu.”
(Engels, Anti-Duhring).
Sejarah
Indonesia dan perubahan-perubahan sosial di dalamnya tidak dapat dipahami
sepenuhnya tanpa melihat ke dalam perubahan-perubahan ekonomi yang telah
dilaluinya di setiap tahapan. Sejarah Indonesia adalah satu sejarah yang
terhubungkan secara dekat dengan perkembangan kapitalisme semenjak kelahirannya
di abad ke-16. Oleh karena itu, untuk memahami kapitalisme di Indonesia
sekarang ini, kita harus kembali sejauh jaman kolonial Belanda. Secara umum,
kita dapat membagi tahapan sejarah Indonesia seperti berikut: koloni Belanda
(1600-1945), perjuangan kemerdekaan (1945-1949), Orde Lama (1949-1965), Orde
Baru (1965-1998), dan Reformasi 1998 dan sesudahnya (1998-sekarang).
Dalam
buku “Kapitalisme Indonesia” yang ditulis oleh Tan Malaka (2008) disebutkan bahwa dampak kapitalisme di
Indonesia membuahkan imperialisasi modern yang berasal dari perkembangan
perusahaan-perusahaan di Eropa dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber
daya manusia di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan bentuk
imperialisme dahulu yang hanya berfokus pada sistem membekali hidup dan
kesejahteraan rakyat, kini menjelma menjadi momok menakutkan melalui instrument
imperialism modern. Mereka berargumen bahwa Indonesia merupakan tempat yang
tepat untuk berinvestasi dengan menghasilkan empat macam “kesaktian”. Pertama,
Indonesia tetap menjadi pengambilan bekal hidup. Kedua, Indonesia menjadi
negeri pengambilan bekal-bekal pabrik di Eropa. Ketiga, Indonesia menjadi
negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam-macam industri asing.
Keempat, Indonesia menjadi lapangan usaha bagi modal uang jutaan rupiah bahkan
milyaran jumlanhnya (Tan Malaka, 2008: 63). Dengan keadaan tersebut, kaum
imperialis modern berada pada titik kesejahteraan tertinggi dengan meninggalkan
kaum yang terbelakang jauh dari kenikmatan hidup mereka.
Sejenak
tulisan pembuka tesebut memunculkan pernyataan mendasar mengenai apa sebenarnya
kapitalisme tersebut dan apa hubungan antara kapitalisme dan imperialisme di
Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tadi, penulis akan memaparkan beberapa
ide-ide dan gagasan. Kapitalisme merupakan suatu paham yang memiliki asumsi
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya yang berkembang pesat di Eropa dan Amerika. Kapitalisme mulai
muncul ke permukaan disebabkan oleh semakin berkembangnya teknik industri dalam
pemenuhan kebutuhan pasar. Pada awalnya kapitalisme hanya berpusat di Pulau
Jawa dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera saja karena di sanalah terlihat
bibit-bitit industialisasi seperti emas, timah, dan hasil tanam lainnya seperti
pertanian dan perkebunan. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketidakmerataan
atas hasil produksi di kota dan di desa. Penduduk kota seakan-akan menikmati
hasil industrinya, sedangkan penduduk desa hanya memproduksi hasil pertanian.
Gambaran ini menyimpulkan bahwa kontrasnya jarak yang memisahkan kota dan desa
yang disebabkan oleh persebaran industri yang tidak merata tersebut. Adanya
campur tangan asing yang mendesak sistem produksi Indonesia merupakan salah
satu penyebab kemajuan ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya.
Kota-kota tidak dianggap sebagai konsentrasi dari teknik, industri, dan
penduduk. Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa maupun perdagangan
luar negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra (Malaka 2008:49).
Perkembangan
kapitalisme lantas tidak hanya terjadi pada awal mula kemerdekaan. Setelah
Indonesia merdeka, kapitalisme tidak lenyap, bahkan muncul bentuk kapitalisme
dan imperialisme baru yang sangat terlihat terutama pada era Orde Baru, dimana
Presiden Soeharto melonggarkan kesempatan modal asing untuk ditanamkan di
Indonesia. Fokus rezim Soeharto pada era Orde Baru adalah perbaikan dan
pengembangan ekonomi melalui struktur administratif yang didominasi militer.
Kebijakan perbaikan ekonomi memang berjalan mulus, namun hal ini juga
menyebabkan Soeharto memiliki pemikiran authoritarianisme yang terlihat sebagai
penghinaan negara dari keinginan yang tertanam kuat dan sebuah inkubator untuk
kapitalisme rasional modern. Era orde
baru adalah era ketika kapitalisme benar-benar berkembang di Indonesia
(Robinson, 2004: 48). Adanya penanaman modal asing, munculnya
perusahaan-perusahaan asing serta aliansi dan lobi dengan berbagai lembaga
internasional seperti IMF, World Bank, dan lain-lain untuk mendapatkan hutang
dari luar negeri. Pada akhirnya setelah reformasi 1998, Indonesia terlilit
hutang yang besar karena kebijakan rezim Soeharto tersebut.
D.
PERNYATAAN
TERHADAP KAPITALISME
Kebaikan
system kapitalis bagi Indonesia adalah memungkinkan Indonesia untuk mendapatkan
suntikan dana investasi dari Negara kapitalis. Investasi ini sangat
menguntungkan karena kita secara financial tidak dirugikan oleh investasi para
kapitalis ini, jadi mereka memberikan uang (investasi) untuk dikelola oleh
kita. Kalo ternyata kita bisa menggunakan uang tersebut dengan baik dan memperoleh
laba, kita bagi-bagi uang labanya dengan si kapitalis tersebut (bagi hasil).
Kalau
ternyata kita merugi, artinya uang investasi habis tapi tidak mendapatkan laba,
maka si kapitalis akan menarik uangnya yang tersisa. Jadi sebenernya dengan
adanya kapitalis itu menanamkan investasi di Indonesia, kita punya kesempatan
gratis untuk membangun bisnis tanpa resiko. Hanya saja biasanya kalau
perusahaan bangkrut dan investasi ditarik lagi, maka para pegawai perusahaan
itu akan di PHK dan inilah yang biasanya di ekspos, seolah-olah ada orang
Indonesia yang menderita karena system ekonomi yang kapitalis. Dampak positif
yang dapat diambil:
1.
Mendorong
aktifitas ekonomi secara signifikan.
2.
Persaingan
bebas akan mewujudkan produksi dan harga ke tingkat wajar dan rasional.
3.
Mendorong
motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. [Serial Online]
http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/2240761sejarahsistemkapitalisme/#ixzz1ufwYlYZi. [Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014]
Ebenstein Wiliam. 2006. ISME-ISME Yang mengguncang Dunia.
Yogyakarta: Narasi.
Malaka, Tan. 2008. "Kapitalisme Indonesia"' dalam Aksi
Massa, Yogyakarta: Narasi, pp 45-54.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar