Minggu, 01 Juni 2014

KEHIDUPAN KOLONIAL DI AMERIKA




SEJARAH AMERIKA
“KEHIDUPAN KOLONIAL DI AMERIKA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.

Tugas Individu

Oleh:
MAGDALENA YULI P.
120210302096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
 2014
Ø KEHIDUPAN KOLONIAL DI AMERIKA
Selama abab ke-17 samapai abab ke-18 wilayah itu mengalami banyak perkembangan dalam masyarakat koloni itu sendiri. Selama masa kolonial inggris di amerika utara sampai dengan menjelang terjadinya Revolusi Amerika pada 1776, inggris memiliki daerah Quebec dan Nova Scotia yang kemudian dijadikan Propinsi terletak di kanada. Dalam membahas kultur di wilayah-wilayah koloni akan di fokuskan pada koloni di selatan. Sedangkan di koloni utara (New England) dan kolonil dibagian tengah (Middle Colonis) hanya disinggung sekilas. Perbedaan wilayah Utara dan Selatan pada masa koloni, memudahkan kita untuk mengetahui berbagai perbedaan antara kultur masyarakat yang ada di kedua wilayah itu.
Kultur Koloni Selatan memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan koloni di New England dan bagian Tengah. Kehidupan koloni wilayah selatan sebagian terbesar adalah menggantungkan pada bidang pertanian dan perkebunan lebih fokus pada status Provinsi milik inggris. Masyarakat pemilik perkebunan di selatan terdiri dari ratusan keluarga adalah berasal dari kaum aristokrat. Mereka terpusat di pemukiman pantai teluk Chesapeak dan di dataran rendah South Carolina. Mereka merupakan kelas elit dalam masyarakat perkebunan , kelas sosial mereka berdasarkan pada kekayaan, utamanya kepemilikan tanah- tanah perkebunan dan para budak. Ekologi kolonial wilayah selatan yang berbasis pada hasil pertanian dan perkebunan jelas memperngaruhi kultur mereka. Cuaca wilayah selatan mendukung terjadinya basis kehidupan dari pertanian dan perkebunan.
Masyarakat di selatan sealain terdiri dari pemilik perkebunan, petani dan budak-budak, juga didapati sebagai masyarakat yang terdidik, para negarawan, dan pendeta. Sikap orang kulit putih terhadap keberdaan orang kulit hitam sebagai budak-budaak adalah sama. Sumber penghasilan wilayah selatan yang mendasari sistem ekonomi perkebunan memerlukan faktor tenaga kerja , yaitu orang-orang Negro yang sangat bermanfaat. Struktur sosial di selatan yang berbasis ekonomi perkebunan menempatkan kelompok aristokrat sebagai the Rulling class. Dibawah sistem aristokrat subtansinya adalah kelas menengah yang terdiri dari pemilik perkebunan biasa, petani-petani kecil, para saudagar dan pedagang, kelompok profesional, dan orang-orang teknik. Kelas yang terbawah adalah orang-orang Negro yang berstatus sebagai budak.
Kultur wilayah koloni di selatan yang berdasarkan pada ekologi, telah menempatkan perkebunan sebagai lembaga ekonomi berbagai provinsi negara induk. Berbagai jenis tanaman perkebunan selain tembakau sebagai komoditas unggulan juga banyak didapti ahsil gula, nila, padi, dan kapas.
Kultural Koloni di New England dan di Bagian Tengah, kepemilikan koloni  inggris di Amerika Utara setelah berhasil menguasai Virginia dan Maryland, kemudian bangsa tersebut berusaha mencari koloni lain. Para kolonil mendapat dasrah baru yang disebut sebagai The New England wilayahnya meliputi Massachusetts, Rhode Island, Nerw Hampshire, dan Connecticut. New England adalah suatu daerah dari kelompok  agamawan yang tersisih di Inggris. Mereka adalaah kelompok orang Puritan. Yang dimaksud dengan Puritan adalah orang – orang Protestan ekstrim penganut theologi Calvinist, yang ingin memurnikan gereja Inggris dari sisa-sisa kekuasaan Katolik yang masih dipertahakan dalam gereja itu sebagai hasil kompromi Elizabeth. Orang – orang Puritan menduduki koloni New England agar luput dari pengejaran pasukan-pasukan raja Inggris.
Dalam tahun 1629 sekelompk kaum puritan dan para pedagang meyakinkan rasa Charles I agar membewrukan sana bantuan untuk memperoleh daerag kongsi perdagangan yang disebut Masschusset Bay Company. Sebelum Resmi menjadi koloni kerajaan pada 1691 dikuasai oleh para pemuka agama Pritan dengan bantuan dari para pedagang. Dalam periode 1629-1640, pesekutuan dagang yang dimotori oleh para pedang London sangat giat mengadakan pelayaran menuju ke teluk Masschusset. Para koloni dengan disponsori para pemuka agama berhasil menyusun suatu kota koloni sebagai ibu kota Masschusset yakni kota Boston yang beberapa tahun saja menjadi pusat koloni baru.
Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa wilayah New England selain Masschuseet juga terdapat 3 wilayah lain yakni: Rhode Island, New Hampshire, dan Connecticut. Di wilayah New England pada masa koloni sering terjadi pertikaian antara sekte-sekte agama nasrani sebagai pewaris agama induk. Berbagai pertikaian terjadi pada orang katolik, Anglika, Presbyterian, dan Protestan.
Rhode Island yang mempunyai ibukota di Provindence, pada awalnya didapatkan dari seorang gerejani yang menganut agama Puritan.Tidak semua orang menyukai hukum kolot dan kaku dari kaum Puritan. Salah seorang yang pertama kali berani menentang Pengadilan Umum secara terbuka adalah pendeta muda Roger Williams. Ia keberatan atas perampasan tanah suku Indian yang dilakukan secara semena-mena oleh pihak koloni dan hubungan koloni dengan Gereja Inggris.            Setelah dibuang dari Teluk Massachussetts William membeli sebidang tanah dari suku Indian Narragansett di kawasan yang kemudian dikenal dengan nama Providence, Rhode Island, pada tahun 1636. Di sinilah ia mulai membangun koloni Amerika pertama yang benar-benar memisahkan gereja dari negara, di mana kebebasan beragama dipraktekkkan.
Lima tahun setelah kedatangannya di Plymouth, ia beserta pendukungnya mulai membangun kota di Rhode Island. Kota Providence sebagai ibukota provinsi berhasil dibangun pada 1636. Rhode Island juga dijadikan sebagai area pertanian dan perkebunan. Seperti halnya dua wilayah lain di New England di Connecticut juga memiliki latar belakang yang sama dari para migran yang sebagian  besar berasal dari kelompok Puritan.Rupanya motif ekonomi lebih banyak mendorong terjadinya migrasi sebelum melakukan penjelajahan ke New England. Dipimpin oleh Thomas Hooker, mereka mengorganisasi pemerintahan koloni di Connecticut pada 1637 sebagai  respon dari ancaman orang-orang indian suku Pequot yang hidup di sebelah timur sungai Connecticut. Connecticut sebagai sebuah koloni Inggris mulai diorganisasi dengan baik. Pada 1639 pemerintahan koloni di Connecticut mulai menyusun peraturan yang disebut sebagai  “Fundamental Orders Connecticut” berisi sekumpulan undang-undang untuk menata pemerintahan.
Peristiwa peristiwa yang amat mencolok dalam sejarah New England adalah dibentuknya Konfenderasi New England 1643 yang yang anggota-anggotanya terdiri dari Connecticut, New Heaven, Plymouth, dan Massacussetts. Tujuan dibentuknya Konfederasi itu adalah untuk menggalang kekuatan dalam menghadapi ancaman dari orang-orang indian terutama bangsa Narragansett.Pada umumnya kehidupan para kolonis di Amerika Utara, tertentunya termasuk wilayah New England, mereka terdiri dari ayah ibu, serta para keluarganya. Pada awalnya kehidupannya, ayah dan putra laki-lakinya mengerjakan ladangnya, menanam dan memetik hasil tanahnya di samping pula ada kegiatan berburu dan menangkap ikan. Mereka juga berternak membuat dan meperbaiki.
Apabila kultur koloni Inggris bagian selatan berlandaskan pada sistem ekonomi pertanian dan perkebunan , hal itu sangat berlainan kultur koloni di New England dan koloni bagian tengah. Ekologi New England tidak berdasarkan pada sistem ekonomi perkebunan seperti di selatan tetapi lebih pada sistem ekonnomi perdagangan dan Indistri. Sumber kekayaan hasil laut menjadikan  mereka berhasil sebagai pedagang , menyangkut pada keberadaan wilayah dan laut. Hal ini membuat New England menempatkan diri pada masyarakat pedagangdan industri. Dalam hal perdagangan terjadi persaingan antara para pedagang Inggris Raya dan para Pedagang New England, karena para pedagang New England memilih menjadi makmur  bagi wilayahnya dari pada mematuhi peraturan –peraturan dan jiwa Undang-Undang Navigasi.
Masyarakat dan Ekonomi di koloni-koloni Selatan, koloni – koloni di selatan memiliki sat keunikan yang menguntungkan yakni menyangkut masalah iklim. Hasil paneb tanh pertanian dan perkebunan tumbuh subur akibat iklim yangmendukung. Virginia sebgai suatu wilayah selatan saangat terkenal hasil perkebunannya memang didukung selain faktor iklim juga kesuburaan tanah. Datran tinggi Bigmont cocok sebagai lahaan pertanian, berbagi hasil diantaranya gandum, jagung, dan kentang, tumbuhan sangat melimpah. Dalam masyarakaat yang berbasis pada sistem ekonomi perkebunan sangat bergantung pada kebutuhan tenaga kerja.
Sistem ekonomi perkebunan dengan dasr perbudakan merupakan solusi bagi Wilayah Selatan dalam mengatasi kebutuhan tenaga kerja. Maka keperluan untuk impor tenaga kerja didatangkan dari wilayah Afrika. Berbagai jenis perkebunaan di wilayah itu antaranya tembakau, kapas, nila, dan gula. Konsekuensi logis dari solusi kebutuhan tenaga kerja perkebuann di koloni Selatan di mulai pada 31 Agustus 1619 oleh John Rolfe seorang belanda yang menjual 20 orang Negro ke Virginia.
Masyarakat dan ekonomi New England, pola masyarakat di New England sangat kontras jika dibandingkan dengan kehidupan di kolonial Selatan.awal perbedaan yang mencolok itu dapat diketahuiketika pemerinthan dan pola-pola tanah pemukiman dikelola oleh orang Puritan yang berideologi pada konsep Calvinist. Maka mereka berjuang menegakkan betapa pentinggya nilai-nilai kebebasan beragama. Kehidupan sosok petani New England sebgai pekerja keras. Mereka merawat tanah pertaniannya dengan tekun sekali, berbagai hasilnya antara lain gandum, barley, oats(sejenis gandum), beberapa ternak seperti biri-biri dan babi.
Pertumbuahan hasil kekayaan koloni yang mulai di ekspotasi telah melanda diberbagai wilayah termasuk New England. Pada akhir abab ke-17 amerika telah menjadi tujuan jaringan perdagangan di Antlantik Utara Perdagangan itu tidak hanya dengan kepulauan Britania dan British West Indies, tetapi juga sering kali ada hubungan ilegal dengan Spayol, Perancis, Portugal, Belanda dan koloni-koloni mereka.Empat koloni di New England koloni Massachussetts banyak dikisahkan aktivitasnya sebagai kolonis. Kaum Puritan berperan baik di bidang pendidikan maupun keagamaan. Pendidikan sekolah pada masa koloni sudah menujukan kedisiplinan yang diberikan guru
Masyarakat dan Ekonomi di koloni Bagian Tengah, berdassarkan latar belakang nasional koloni-koloni bagian tengah antara lain: Nerw York, New Jersey, Pennesylvia, dan Delaware. Penduduk itu lebih banyak berisi beranekaragam etnis bahkan koloni tersebut penduduk lebih banyak adri pada selatan. Para petani dibagian tengah menanam berbagai jenis tanaman merekaa cukup memiliki lahan yang luas. Kehidupan petani jauh lebih baik dibandingkaan daerah koloni lainnya, sekali pun sebagai penduduk berdiam di pedesaan namun pada umumnya warga koloni itu mulai mersakan arti penting kebebasan dalam aspek politik maupun agama.
Memang keunikan yang didapaat dari koloni dibagian tengah memancarkan adanya Pluralisme di semua kehidupan baik yang menyangkut aspek ekonomi, agama, maaupun kultural. Ekologi alam yang amaat subur menjadikan penduduk koloni itu lebih cepat berkembang, banyak sekali memilki gagasan untuk mengembangkan ekonomi di koloninya. Beberpa hasil pertanian dan perkebunan di ekspor ke wilayah selatan dan india barat berupa gandum, kentang, dan hasil ternak keberdaan ketiga sungai besar masing-masing Hudson, Delaware, dan Susquehanna merupakan modal utama dalam mengembangkan sektor perdagangan melaui jalur transportasi sungai. Dalam struktur sosial koloni dibangian tengah lebih banyak meniru koloni di New England dari pada koloni selatan. Koloniitu memilki tanah yaang subur dan pelabuhan –pelabuhan besar.
Agama dan Pendidikan, terjadinya kaitan erat antara kehidupan agama dan pendidikan di lingkungan koloni . aspek agama banyak memberikan pengaruh terhadap corak pendidikan koloni. Tidak disangkal lagi bahwa faktor agama saangatlah penting dalam penyusunan pemerintahan koloni. Agama merupakan faktor dominan dalam penbentukan koloni. Proses pembuangan yang dilakukan oleh pemerintah inggris adalah hukuman yang sangat mengerikan. Hal ini terjadi karena kelompok separatis yang menyebut dirinya Pilgrims mengingkari bahwa penguasa Inggris memiliki kekuasaan penuh dalam urusan bidang religi  dan para bishob atau pejabat gereja memiliki otoritas terhadaap agama yang dianutnya. Hal ini membuat raja marah terhadap sikap dan pendirian kaum separatis yang kemudian mengancam untuk mengusir mereka dari negara.
Kehidupan Pendidikan Masa Koloni, pendidikan diberbagai koloni Amerrika memiliki sifat-sifat tradisional artinya bahwa pendidikan dalam ide tardisional menunjukan tatakrama masyarakat bagaimana pun dasar-dasar oendidian masa koloni mendapat pengarujh kuat dari ajaran gereja. Dapat disebutkan bahwa pendidikan koloni di New England membuktikan bahwa didirikan berbagai sekolah untuk kepentingan masyarakat koloni. Upaya pendirian sekolah dari pemerintah kolonial telah berhasil. Sekitar 1640-an di kota Elizabeth, Virginia, berdiri Symes Free School. Sebagai akibatnya betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan pencerahan bagi eilayah koloni, maka pendidikan merupakan hal utama bagi masyarakat koloni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar