SEJARAH AMERIKA
“KEHIDUPAN KOLONIAL DI AMERIKA”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd.
Tugas
Individu
Oleh:
MAGDALENA YULI P.
120210302096
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
Ø KEHIDUPAN
KOLONIAL DI AMERIKA
Selama
abab ke-17 samapai abab ke-18 wilayah itu mengalami banyak perkembangan dalam
masyarakat koloni itu sendiri. Selama masa kolonial inggris di amerika utara
sampai dengan menjelang terjadinya Revolusi Amerika pada 1776, inggris memiliki
daerah Quebec dan Nova Scotia yang kemudian dijadikan Propinsi terletak di
kanada. Dalam membahas kultur di wilayah-wilayah koloni akan di fokuskan pada
koloni di selatan. Sedangkan di koloni utara (New England) dan kolonil dibagian
tengah (Middle Colonis) hanya disinggung sekilas. Perbedaan wilayah Utara dan
Selatan pada masa koloni, memudahkan kita untuk mengetahui berbagai perbedaan
antara kultur masyarakat yang ada di kedua wilayah itu.
Kultur Koloni Selatan
memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan koloni di New England dan
bagian Tengah. Kehidupan koloni wilayah selatan sebagian terbesar adalah
menggantungkan pada bidang pertanian dan perkebunan lebih fokus pada status
Provinsi milik inggris. Masyarakat pemilik perkebunan di selatan terdiri dari
ratusan keluarga adalah berasal dari kaum aristokrat. Mereka terpusat di
pemukiman pantai teluk Chesapeak dan di dataran rendah South Carolina. Mereka
merupakan kelas elit dalam masyarakat perkebunan , kelas sosial mereka
berdasarkan pada kekayaan, utamanya kepemilikan tanah- tanah perkebunan dan para
budak. Ekologi kolonial wilayah selatan yang berbasis pada hasil pertanian dan
perkebunan jelas memperngaruhi kultur mereka. Cuaca wilayah selatan mendukung
terjadinya basis kehidupan dari pertanian dan perkebunan.
Masyarakat
di selatan sealain terdiri dari pemilik perkebunan, petani dan budak-budak,
juga didapati sebagai masyarakat yang terdidik, para negarawan, dan pendeta.
Sikap orang kulit putih terhadap keberdaan orang kulit hitam sebagai
budak-budaak adalah sama. Sumber penghasilan wilayah selatan yang mendasari
sistem ekonomi perkebunan memerlukan faktor tenaga kerja , yaitu orang-orang
Negro yang sangat bermanfaat. Struktur sosial di selatan yang berbasis ekonomi
perkebunan menempatkan kelompok aristokrat sebagai the Rulling class. Dibawah sistem aristokrat subtansinya adalah
kelas menengah yang terdiri dari pemilik perkebunan biasa, petani-petani kecil,
para saudagar dan pedagang, kelompok profesional, dan orang-orang teknik. Kelas
yang terbawah adalah orang-orang Negro yang berstatus sebagai budak.
Kultur
wilayah koloni di selatan yang berdasarkan pada ekologi, telah menempatkan
perkebunan sebagai lembaga ekonomi berbagai provinsi negara induk. Berbagai
jenis tanaman perkebunan selain tembakau sebagai komoditas unggulan juga banyak
didapti ahsil gula, nila, padi, dan kapas.
Kultural Koloni di New England dan
di Bagian Tengah, kepemilikan koloni inggris di Amerika Utara setelah berhasil
menguasai Virginia dan Maryland, kemudian bangsa tersebut berusaha mencari
koloni lain. Para kolonil mendapat dasrah baru yang disebut sebagai The New
England wilayahnya meliputi Massachusetts, Rhode Island, Nerw Hampshire, dan
Connecticut. New England adalah suatu daerah dari kelompok agamawan yang tersisih di Inggris. Mereka
adalaah kelompok orang Puritan. Yang dimaksud dengan Puritan adalah orang –
orang Protestan ekstrim penganut theologi Calvinist, yang ingin memurnikan
gereja Inggris dari sisa-sisa kekuasaan Katolik yang masih dipertahakan dalam
gereja itu sebagai hasil kompromi Elizabeth. Orang – orang Puritan menduduki
koloni New England agar luput dari pengejaran pasukan-pasukan raja Inggris.
Dalam
tahun 1629 sekelompk kaum puritan dan para pedagang meyakinkan rasa Charles I
agar membewrukan sana bantuan untuk memperoleh daerag kongsi perdagangan yang
disebut Masschusset Bay Company. Sebelum
Resmi menjadi koloni kerajaan pada 1691 dikuasai oleh para pemuka agama Pritan
dengan bantuan dari para pedagang. Dalam periode 1629-1640, pesekutuan dagang
yang dimotori oleh para pedang London sangat giat mengadakan pelayaran menuju
ke teluk Masschusset. Para koloni dengan disponsori para pemuka agama berhasil
menyusun suatu kota koloni sebagai ibu kota Masschusset yakni kota Boston yang
beberapa tahun saja menjadi pusat koloni baru.
Seperti
telah disebutkan terdahulu bahwa wilayah New England selain Masschuseet juga
terdapat 3 wilayah lain yakni: Rhode Island, New Hampshire, dan Connecticut. Di
wilayah New England pada masa koloni sering terjadi pertikaian antara
sekte-sekte agama nasrani sebagai pewaris agama induk. Berbagai pertikaian
terjadi pada orang katolik, Anglika, Presbyterian, dan Protestan.
Rhode
Island yang mempunyai ibukota di Provindence, pada awalnya didapatkan dari
seorang gerejani yang menganut agama Puritan.Tidak semua orang menyukai hukum
kolot dan kaku dari kaum Puritan. Salah seorang yang pertama kali berani
menentang Pengadilan Umum secara terbuka adalah pendeta muda Roger Williams. Ia
keberatan atas perampasan tanah suku Indian yang dilakukan secara semena-mena
oleh pihak koloni dan hubungan koloni dengan Gereja Inggris. Setelah dibuang dari Teluk
Massachussetts William membeli sebidang tanah dari suku Indian Narragansett di
kawasan yang kemudian dikenal dengan nama Providence, Rhode Island, pada tahun
1636. Di sinilah ia mulai membangun koloni Amerika pertama yang benar-benar
memisahkan gereja dari negara, di mana kebebasan beragama dipraktekkkan.
Lima
tahun setelah kedatangannya di Plymouth, ia beserta pendukungnya mulai
membangun kota di Rhode Island. Kota Providence sebagai ibukota provinsi
berhasil dibangun pada 1636. Rhode Island juga dijadikan sebagai area pertanian
dan perkebunan. Seperti halnya dua wilayah lain di New England di Connecticut
juga memiliki latar belakang yang sama dari para migran yang sebagian besar berasal dari kelompok Puritan.Rupanya
motif ekonomi lebih banyak mendorong terjadinya migrasi sebelum melakukan penjelajahan
ke New England. Dipimpin oleh Thomas Hooker, mereka mengorganisasi pemerintahan
koloni di Connecticut pada 1637 sebagai
respon dari ancaman orang-orang indian suku Pequot yang hidup di sebelah
timur sungai Connecticut. Connecticut sebagai sebuah koloni Inggris mulai
diorganisasi dengan baik. Pada 1639 pemerintahan koloni di Connecticut mulai
menyusun peraturan yang disebut sebagai “Fundamental Orders Connecticut” berisi
sekumpulan undang-undang untuk menata pemerintahan.
Peristiwa
peristiwa yang amat mencolok dalam sejarah New England adalah dibentuknya
Konfenderasi New England 1643 yang yang anggota-anggotanya terdiri dari
Connecticut, New Heaven, Plymouth, dan Massacussetts. Tujuan dibentuknya
Konfederasi itu adalah untuk menggalang kekuatan dalam menghadapi ancaman dari
orang-orang indian terutama bangsa Narragansett.Pada umumnya kehidupan para
kolonis di Amerika Utara, tertentunya termasuk wilayah New England, mereka
terdiri dari ayah ibu, serta para keluarganya. Pada awalnya kehidupannya, ayah
dan putra laki-lakinya mengerjakan ladangnya, menanam dan memetik hasil
tanahnya di samping pula ada kegiatan berburu dan menangkap ikan. Mereka juga
berternak membuat dan meperbaiki.
Apabila
kultur koloni Inggris bagian selatan berlandaskan pada sistem ekonomi pertanian
dan perkebunan , hal itu sangat berlainan kultur koloni di New England dan
koloni bagian tengah. Ekologi New England tidak berdasarkan pada sistem ekonomi
perkebunan seperti di selatan tetapi lebih pada sistem ekonnomi perdagangan dan
Indistri. Sumber kekayaan hasil laut menjadikan
mereka berhasil sebagai pedagang , menyangkut pada keberadaan wilayah
dan laut. Hal ini membuat New England menempatkan diri pada masyarakat pedagangdan
industri. Dalam hal perdagangan terjadi persaingan antara para pedagang Inggris
Raya dan para Pedagang New England, karena para pedagang New England memilih
menjadi makmur bagi wilayahnya dari pada
mematuhi peraturan –peraturan dan jiwa Undang-Undang Navigasi.
Masyarakat dan Ekonomi di koloni-koloni
Selatan, koloni – koloni di selatan memiliki sat keunikan
yang menguntungkan yakni menyangkut masalah iklim. Hasil paneb tanh pertanian
dan perkebunan tumbuh subur akibat iklim yangmendukung. Virginia sebgai suatu
wilayah selatan saangat terkenal hasil perkebunannya memang didukung selain
faktor iklim juga kesuburaan tanah. Datran tinggi Bigmont cocok sebagai lahaan
pertanian, berbagi hasil diantaranya gandum, jagung, dan kentang, tumbuhan
sangat melimpah. Dalam masyarakaat yang berbasis pada sistem ekonomi perkebunan
sangat bergantung pada kebutuhan tenaga kerja.
Sistem
ekonomi perkebunan dengan dasr perbudakan merupakan solusi bagi Wilayah Selatan
dalam mengatasi kebutuhan tenaga kerja. Maka keperluan untuk impor tenaga kerja
didatangkan dari wilayah Afrika. Berbagai jenis perkebunaan di wilayah itu
antaranya tembakau, kapas, nila, dan gula. Konsekuensi logis dari solusi
kebutuhan tenaga kerja perkebuann di koloni Selatan di mulai pada 31 Agustus
1619 oleh John Rolfe seorang belanda yang menjual 20 orang Negro ke Virginia.
Masyarakat dan ekonomi New England,
pola
masyarakat di New England sangat kontras jika dibandingkan dengan kehidupan di
kolonial Selatan.awal perbedaan yang mencolok itu dapat diketahuiketika
pemerinthan dan pola-pola tanah pemukiman dikelola oleh orang Puritan yang
berideologi pada konsep Calvinist. Maka mereka berjuang menegakkan betapa
pentinggya nilai-nilai kebebasan beragama. Kehidupan sosok petani New England
sebgai pekerja keras. Mereka merawat tanah pertaniannya dengan tekun sekali,
berbagai hasilnya antara lain gandum, barley, oats(sejenis gandum), beberapa
ternak seperti biri-biri dan babi.
Pertumbuahan
hasil kekayaan koloni yang mulai di ekspotasi telah melanda diberbagai wilayah
termasuk New England. Pada akhir abab ke-17 amerika telah menjadi tujuan
jaringan perdagangan di Antlantik Utara Perdagangan itu tidak hanya dengan
kepulauan Britania dan British West Indies, tetapi juga sering kali ada
hubungan ilegal dengan Spayol, Perancis, Portugal, Belanda dan koloni-koloni
mereka.Empat koloni di New England koloni Massachussetts banyak dikisahkan
aktivitasnya sebagai kolonis. Kaum Puritan berperan baik di bidang pendidikan
maupun keagamaan. Pendidikan sekolah pada masa koloni sudah menujukan
kedisiplinan yang diberikan guru
Masyarakat dan Ekonomi di koloni
Bagian Tengah, berdassarkan latar belakang nasional
koloni-koloni bagian tengah antara lain: Nerw York, New Jersey, Pennesylvia,
dan Delaware. Penduduk itu lebih banyak berisi beranekaragam etnis bahkan
koloni tersebut penduduk lebih banyak adri pada selatan. Para petani dibagian
tengah menanam berbagai jenis tanaman merekaa cukup memiliki lahan yang luas.
Kehidupan petani jauh lebih baik dibandingkaan daerah koloni lainnya, sekali
pun sebagai penduduk berdiam di pedesaan namun pada umumnya warga koloni itu
mulai mersakan arti penting kebebasan dalam aspek politik maupun agama.
Memang
keunikan yang didapaat dari koloni dibagian tengah memancarkan adanya
Pluralisme di semua kehidupan baik yang menyangkut aspek ekonomi, agama,
maaupun kultural. Ekologi alam yang amaat subur menjadikan penduduk koloni itu
lebih cepat berkembang, banyak sekali memilki gagasan untuk mengembangkan
ekonomi di koloninya. Beberpa hasil pertanian dan perkebunan di ekspor ke
wilayah selatan dan india barat berupa gandum, kentang, dan hasil ternak
keberdaan ketiga sungai besar masing-masing Hudson, Delaware, dan Susquehanna
merupakan modal utama dalam mengembangkan sektor perdagangan melaui jalur
transportasi sungai. Dalam struktur sosial koloni dibangian tengah lebih banyak
meniru koloni di New England dari pada koloni selatan. Koloniitu memilki tanah
yaang subur dan pelabuhan –pelabuhan besar.
Agama dan Pendidikan,
terjadinya kaitan erat antara kehidupan agama dan pendidikan di lingkungan
koloni . aspek agama banyak memberikan pengaruh terhadap corak pendidikan
koloni. Tidak disangkal lagi bahwa faktor agama saangatlah penting dalam
penyusunan pemerintahan koloni. Agama merupakan faktor dominan dalam
penbentukan koloni. Proses pembuangan yang dilakukan oleh pemerintah inggris
adalah hukuman yang sangat mengerikan. Hal ini terjadi karena kelompok
separatis yang menyebut dirinya Pilgrims mengingkari bahwa penguasa Inggris
memiliki kekuasaan penuh dalam urusan bidang religi dan para bishob atau pejabat gereja memiliki
otoritas terhadaap agama yang dianutnya. Hal ini membuat raja marah terhadap
sikap dan pendirian kaum separatis yang kemudian mengancam untuk mengusir
mereka dari negara.
Kehidupan Pendidikan Masa Koloni,
pendidikan diberbagai koloni Amerrika memiliki sifat-sifat tradisional artinya
bahwa pendidikan dalam ide tardisional menunjukan tatakrama masyarakat
bagaimana pun dasar-dasar oendidian masa koloni mendapat pengarujh kuat dari
ajaran gereja. Dapat disebutkan bahwa pendidikan koloni di New England
membuktikan bahwa didirikan berbagai sekolah untuk kepentingan masyarakat
koloni. Upaya pendirian sekolah dari pemerintah kolonial telah berhasil.
Sekitar 1640-an di kota Elizabeth, Virginia, berdiri Symes Free School. Sebagai
akibatnya betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan pencerahan bagi eilayah
koloni, maka pendidikan merupakan hal utama bagi masyarakat koloni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar